Jumat, 11 Februari 2022

Misteri migrasinya burung Robin





Assalamualaikum para pemiarsa.

Di blog kali ini kita akan membahas misteri para hewan  yang melakukan migrasi ke tempat-tempat jauh hingga ribuan kilometer. Hewan-hewan ini tak hanya menyebrangi lautan, tetapi juga benua. Dikutip dari BBC Indonesia, para peneliti menemukan petunjuk bagaimana binatang mengendus medan magnet bumi. Pada kasus tertentu yaitu pada burung Robin, burung ini mengendus medan magnetic bumi mirip dengan manusia yang memakai kompas untuk menentukan arah mata angin. Para ahli meyakini bahwa burung-burung tersebut memiliki semacam kompas di badan mereka. Dalam studi baru mendukung hipotesis setelah para hali menemukan bahan kimia di mata yang sensitive terhadap magnet.

Menurut Peter Hore, guru besar ilmu kimia di Universitas Oxford, Inggris, mengatakan, kemungkinan saja burung 'bisa melihat' medan magnet bumi dapat menjadi jawaban dari misteri migrasi burung. Meski demikian, hingga saat ini, kita belum yakin bagaimana mekanisme burung melihatnya. Hore menjelaskan bahwa ilmuwan kemungkinan sudah menemukan molekul yang memungkinkan burung-burung bermigrasi untuk mendeteksi secara akurat arah medan magnetik bumi. "Burung jelas punya kemampuan tersebut dan memanfaatkan informasi ini untuk membantu mereka menentukan arah saat bermigrasi sejauh ribuan kilometer," jelas Hore. Selama beberapa dekade, ilmuwan melakukan penelitian untuk menguak misteri bagaimana binatang, seperti burung, penyu, ikan, dan serangga, mengendus medan magnetik dan memanfaatkannya untuk membantu menavigasi jalur migrasi. Baca juga: Pecahkan Rekor, Burung Ini 11 Hari Terbang Tanpa Henti Lihat Foto Ilustrasi migrasi burung. Burung migran melakukan migrasi untuk berkembang biak.(SHUTTERSTOCK/ F-Focus by Mati Kose) Kompas hidup burung robin Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para ilmuwan memperkirakan bahwa burung robin Eropa memiliki 'kompas hidup'. Gagasan muncul setelah mereka mengidentifikasi bahan kimia yang ditemukan pada retina mata, yang dikenal dengan cryptochrome. Kompas hidup ini digunakan burung robin untuk merasakan atau mengendus medan magnet bumi dan kemungkinan menjadi alasan bagaimana burung melakukan migrasi ke tempat yang sangat jauh. Para ilmuwan di Universitas Oxford kemudian meneliti bentuk molekul yang sudah dimurnikan di laboratorium untuk mengetahui apakah molekul itu bisa dipakai sebagai sensor magnet. Analisis tersebut menemukan bahwa molekul ini memiliki kemampuan memasangkan 'radikal' yang punya sensitivitas magnetik yang tinggi. Radikal adalah atom atau molekul yang sangat reaktif secara kimiawi. Baca juga: Peneliti Temukan Jenis Burung Berrypecker Baru dari Papua Barat   Lebih lanjut, Hore menjelaskan bahwa mekanisme yang mereka teliti melibatkan reaksi kimiawi yang sensitif secara magnetik, yang diinisiasi oleh cahaya di dalam mata burung, yakni retina. "Itu (jelas) dimungkinkan bahwa reaksi kimia yang sangat khusus ini bisa memberi burung informasi tentang arah medan magnetik bumi dan karenanya burung-burung ini punya semacam kompas (di dalam badan mereka)," jelas Hore. Para ilmuwan memperkirakan, cahaya yang masuk ke retina menyebabkan elektron bergerak di dalam molekul cryptochrome. Proses ini selanjutnya menghasilkan pasangan radikal energi tinggi, yang bertindak seperti magnet mikroskopik. Meski demikian, para ilmuwan masih berhati-hati untuk langsung menarik kesimpulan terkait misteri migrasi burung dan menegaskan bahwa diperlukan kajian lebih lanjut untuk memastikan mekanisme ini memang benar dan bahwa cryptochrome bisa berfungsi sebagai sensor magnet. Baca juga: Super Langka, Ahli Biologi Temukan Burung Berkelamin Ganda Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Sumber berita : Kompas.com














Tidak ada komentar: